Dapat Jatah Ngentot Cewek Sexy
- Cerita Dewasa Terbaru Dapat Jatah Ngentot Cewek Sexy Cerita Dewasa
Seks ini aku alamai saat masa kuliah. Disitulah terjadi sebuah
pengalaman serta cerita sex aku bersama temanku. Gimana sih cerita
dewasa dan cerita seks yang akan aku ceritakan kali ini ? yuk kita baca
aja cerita berikut ini secara seksama. Kuliah jam terakhir di kampus S
di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul
18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4 fakultas
Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan
kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Vani merasa agar
kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya
seolah ingin menelanjanginya.
Tersadarlah Vani bahwa
hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan
pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya
yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani
menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit
Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat
itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani
memang cukup tinggi, 173cm.
”Buset, baru sadar gue
kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si
Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.
Cerita Seks Terbaru
Biasanya
Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang
lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan
ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang numpang
mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena
kuliahnya lebih sedikit.
Vani tambah salah tingkah
karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan
tokednya yang nongol lebih dekat lagi. ”Najis, berani amat sih nih
cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Vani. Vani menggunakan
bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan
mesumnya ke pantat Vani yang memang bulat sekal dan menonjol.
Makin
salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan
orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah
suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini,
Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan
untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang
tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa
bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya
atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP
mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.”
Mulailah
celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau jatuh
tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias!
Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar,
eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si
Vani.
Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat
di depan Vani. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis
berambut cepak sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi
satu tahun di atas Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
”Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.
Vani
sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main
cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik
mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang ”Wah sory Van, gue harus
pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please
anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum
Ethan berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya
deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari
halte tersebut. ”Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani.
Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para
cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai
menembus kemacetan ibu kota.
”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
Kata
Vani ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian
lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw
nilai bagus hehe”.
”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
“Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.
Sambil
mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini, bayar
sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh gue
bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non”
jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung. “Ga.
Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius. Semakin
bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan
berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo.
Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya.
Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak ”BANGSAT LO THAN. LO
PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang
tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang.
Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai
di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah.
“Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani
bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa
seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret
juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong ”Ya udah, cuma pegang susu gue
doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. ”Ga kok Van, cuma sampe kos lo
doang” kata Ethan penuh kemenangan. ”Sialan, itu sih bisa setengah jam
sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.
Tangan
kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan bagian
atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar
Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Vani agak
berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan
lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan
sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang menegang karena
sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin mobil agak pelan,
sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya,
karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-remas aktif secara
bergiliran kedua bongkahan tokednya.
Nafas Vani mulai
agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan
tokednya pada nafsunya ”Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara
ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya
menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg
satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah kanan terasa begitu
penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar juga. ”Ahh…!” Vani
terpekik kaget karena manuver Ethan. ”Hehe buset toked lo Van, gede
banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup
neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu.
Ethan melanjutkan
gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani keluar dari
BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari wadahnya dan
terekspos full. ”Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering
diisep ya Van” kata Ethan vulgar. ”Bangsat lo Than. Kok sampe gini
segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya.
Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan ”Eh, inget janji lo. Gue boleh
ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”.
Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan
kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.
Remasan-remasan
lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar
puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu
lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan
berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang
kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked
Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan.
Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser
menuju ujung selangkangan Vani. ”Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat
paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Vani.
Tapi
puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan
yang berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir
Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak,
Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya.
Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih
kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan
“Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng
tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah
mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan,
tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis
Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai
merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.
“Sial..memek
gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak
tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan
masih ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah menahan
birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya,
membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya
langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di
memek Vani semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue
udah mo keluar”. Vani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah,
ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah
memperhatikan dari tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin
semangat menggarap toked Vani.
Ketika melihat urat
leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya,
jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua puting Vani dan menarik
agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar
pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Vani. Kedua tangan Vani meremas
jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”.
Pada saat itu, memek Vani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat
Vani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya.
“Oh..oh..hmmffhh” Vani masih berusaha menahan agar suaranya tidak
keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Ethan sudah melihat bagaimana
Vani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte
lo Van. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan
penuh kemenangan.
Nafas Vani masih tidak beraturan,
dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan.
“Kampret lo Than” maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi
berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani
yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi,
ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya
merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin
gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue makin gatel.
Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin
sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang
berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak
horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin
ngaceng mengatakan lain. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir
jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak
ke setelan kursi Vani.
Tangan satunya langsung menekan
kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai seatbealt, langsung
ikut terlentang bersama kursi. ”EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani.
Tidak peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan langsung meremas toked
Vani lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Vani.
”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena tidak menyangka memeknya yang
semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan,
bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya.
Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang,
jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat.
Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.
”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh
hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras karena kenikmatan mendadak
yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Vani
semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol
akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai
berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya
jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Ethan. ”Aseem,
napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak
banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Vani.
Saat
Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah bergerak
di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan
sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung
Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap ”Gilaa..toked lo
Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni
malem”. Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang putingnya masih
mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil
tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah
kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan
kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas
jemari Ethan, membuat Vani terpekik ”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn..
kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh
ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal
nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua
tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan lagi gue
bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.
Sekarang kedua
tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga kedua
putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot, dihisap
& dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya luar biasa, Vani semakin
terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar dari bibir
ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang putih
rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan aktif
membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Vani. ”Aah..ah.. emhh..
emh..Than.. lo ngapahin sihh..” keluh Vani tak jelas. Dengan sigap Ethan
menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La
Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan
samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembi Vani
yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke arah
pusernya. ”Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.”
syukur Ethan dalam hati.
Tanpa babibu lagi jari-jari
Ethan langsung menekan belahan memiek Vani, dan Ethan langsung
mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo udah becek banget
neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma bisa
menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya, karena
jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas panty.
”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani
perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah,
harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe”
pikir Ethan napsu.
Cepat Ethan ambil posisi di depan
selangkangan Vani yang terbuka. Kursi Vani dimundurkan agar beri ruang
cukup untuk manuver barunya. Paha Vani dibuka semakin lebar, dan Vani
nurut saja. Jemari Ethan meraup panty mungil Vani, dan membejeknya jadi
bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Vani.
Ethan mulai menggesek-gesekkan panty Vani ke belahan memiawnya dengan
gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah..
aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…” desah Vani keenakan,
karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya
sekaligus clitorisnya. Ethan juga semakin konak melihat memek Vani yang
terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.
”Van,
memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan
neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu. Panty
Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai menjilati
bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan panty
yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan
dipelorotkan panty-nya.
Kini antara Ethan dan memek
Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi.
Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok
itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda
sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya, berusaha menahan kepala Ethan
dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo ngapain lo?? Jangan kurang
ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Vani agak keras. Tapi kedua
tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Ethan, dan tanpa
dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung mencaplok memek Vani. Ethan
melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah menyapu-nyapu clitoris dan
menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju Vani
terdengar jelas. Konak Vani yang sempat turun, langsung naik lagi ke
voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan dari bibirnya yang sexy
keluar lenguhan agak keras.
”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani nyaris setengah sadar.
Rasa
gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju
bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari
lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin
Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan
ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu
malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga
desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.
” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.
Kepala
Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya
menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik
turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik
tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang
ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.
”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH” Vani semakin keenakan.
Ethan
yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek Vani
sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir di
mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris
Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot
Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang
nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata
Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.
Dalam
beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang
orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang
mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok
mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat, Ethan tau bahwa
Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh
aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung
blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok
memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap menangkap tangan Vani, dan
berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk ”Hiyah.. Than.. gue udah
konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo
nungging sekarang” kata Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih
lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. “Napa harus nungging
Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah
memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan sambil mengangkat
pantat Vani agar segera menungging.
Vani dengan patuh
menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di
jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Ethan,
demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol
mesum di bawahnya.
Cepat Ethan melepas sabuk dan celana
panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung saja kontol hitam
berurat sepanjang 17cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak
mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Vani yang mendengar
suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget
melihat kontol Ethan sudah teracung dengan gagahnya.
”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek.
”Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.
Tapi
Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga Vani
harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan
menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng,
menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh.. jangan macem-macem
lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.
Kedua
tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan
meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk
Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan
lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue.
Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan
di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani
mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk
bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Vani,
betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa
ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.
”Hmffh…shh…awas
lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal
gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani terputus lenguhannya, karena
tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Vani yang sudah
basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Ethan
yang besar kaya jamur merah amblas dalam memek tembem Vani, sehingga ada
peju Vani yang muncrat keluar.
”Hah..hah…shhh…brengs
ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke memek guee…” erang
Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan diam saja, tapi
memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2
cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa
cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju mundur perlahan,
mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya
aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan, keenakan.
”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS
HH AAHH…Ethannn kontol lo… kontol lo… ngocokin memek guee….hhmmmff”.
Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa digaruk-garuk dengan
enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin, jadi kepengen dikocok
terus oleh kontol Ethan.
Kata Ethan ”Jadi mau lo
gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut kontolnya, dan hanya
menggesek-gesekkan di bibir memek Vani. ”Ethaan…pleasee.. kentot gue.
Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan gatelnya..gue pengen
dikenttooott!!!” rengek Vani sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya,
berusaha memundurkan pantatnya agar kontol Ethan yang dibibir memeknya
bisa masuk lagi.
”Hahahaha sudah gue duga, elo emang
lonte horny Van. Dari tampang & body elo aja gue tau, kalo elo itu
haus tongkol” tawa Ethan penuh kemenangan. ”Ayo buka paha lebih lebar
lagi” perintah Ethan. Vani langsung menurutinya, membuka pahanya lebih
lebar sehingga memeknya makin terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling
langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke memek Vani.
Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek montok Vani. Air
peju Vani terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.
”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan kesakitan.
”Hehehe
gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang menikmati hangat
dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak tersengal-sengal
berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang sekarang menyesaki
liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol, memek gue penuh
banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff”
erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya nafasnya saja yang
terdengar memburu.
Ethan mulai menarik keluar kontolnya
sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi. Demikian terus
menerus dengan ritme yang tepat. ”Hehh..heh…mmm legit banget memek lo
Vannn..” desah Ethan keenakan ngentotin memek Vani yang peret tapi basah
itu. Hanya butuh tiga kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan
kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya,
sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat
digemari oleh Vani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya
di memeke Vani. Vani sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan
hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat.
”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”.
”OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…”
Lenguhan
Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya.
Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin
cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol
Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya
meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan Ethan sudah
tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan menggigitnya
meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan
ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat
kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.
Bunyi
pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin
menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang keluar
masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan
terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit
Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa
gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang
dikocok oleh tongkol Ethan.
”GUEE KELUAARRRR
THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak Vani melampiaskan rasa nikmat
yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan merasakan semburan hangat
pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena Ethan tetap mengocokkan
kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani mencapai klimaksnya, Vani
bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus
bertubi-tubi.
”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR
TERUSSS NIIIHHH…” erang Vani dalam klimaksnya yang berkali-kali
sekaligus. Hal ini membuat Vani berada dalam kondisi extacy dalam 30
detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari
dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener than… gue sampe keluar berkali-kali”
ujar Vani agak bergetar karena Ethan masih dengan nafsunya mompain
memek Vani. ”Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Van.
Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih
kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Ethan.
Vani
hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan
dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh
Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani
diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat
memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. ”Than, udahan
dulu ya. Gue lemes banget” Vani terengah-engah minta time-out. Tapi
bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek
harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek
dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan
langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung
BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.
”Hmmffpp..sshiitt..”
Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol
Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung menggenjot Vani
dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP…. kontol Ethan
keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes dan kehabisa
energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. ”Oh shit..gue kok
horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..” mengumpat Vani
dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa melihat
perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan, menjadi mimik
orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue kata juga apa. Elo memang
harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Ethan sambil terus memompa
memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked Vani, dan
meremasnya seperti meremas balon.
”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH…
.EKKHH….” erang Vani yang merem melek keenakan dientot. Kali ini tidak
sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah mengejang. Kedua tangan
Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan kuat-kuat. Lenguhan yang keluar
dari mulut Vani semakin keras.
”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
”Woe,
lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi
tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek
Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan yang
berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang
kesekian.
”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”.
Vani
merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh
tulangnya serasa diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue”
membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali si Ethan
agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi kalo si
cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas. ”Sialan, lo
Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini
sempit banget”.