Singkat
cerita, tanpa terasa 2 tahun sudah aku menjalani masa kostku dan karena
aku termasuk orang yang supel, aku cepat beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Dan karakter aku itu membuat Endah yang semakin hari semakin
ranum dan sexy, tergila-gila dengan aku. Sampai suatu hari aku
beranikan diri untuk mencium bibirnya, diluar dugaanku Endah membalas
dengan buasnya. Sampai akhirnya aktivitas itu menjadi kegiatan rutin
antara aku dengan Endah, sepulang kantor atau memanfaatkan waktu-waktu
sepi di kost-kostan. Setiap melakukan hal itu, tanganku yang bandel juga
tidak lupa menyelinap di balik CD nya dan sedikit menggesek-gesekan
jari telunjukku di ujung clitorisnya. Dan walaupun aku hanya
menggesekkan adik kecilku tetapi setiap aktivitas itu, aku selalu
mencapai klimaks. 4 tahun ternyata waktu yang sedikit untuk menikmati
hal itu. Sampai akhirnya aku harus keluar dari kost-kostan dan Endah
harus kuliah di kota dingin Malang.
Setelah
sekian tahun lamanya aku tidak mendengar kabar tentang Endah, di tahun
2001 aku iseng-iseng call Endah di rumahnya dan walhasil dari obrolan
pertama di telepon tersebut, aku dapatkan nomor phone dia di Malang dan
juga dia memberikan nomor HP. Akhirnya kita berdua sering kontak via
telephone, walaupun aku sudah berstatus nggak bujang lagi, tetapi dia
tetap saja bilang kalau masih sayang sama aku. Sampai akhirnya kita
janjian untuk ketemu saat dia week end, karena setiap hari itu Endah
selalu rajin pulang ke Surabaya.
Pucuk
ditunggu ulam pun tiba, dengan perasaan deg-degan akhirnya aku bertemu
dengan sosok Endah yang dulu masih lugu dan centil, sekarang tumbuh
menjadi gadis yang sexy, sintal dengan ukuran bra 34. Waw, semakin aku
menelan ludah setiap melihat tubuhnya yang sexy.
"Mas Dandy, gimana khabarnya," tanya Endah merusak pikiranku yang jorok.
"Ee.. baik, bagaimana dengan kamu?" jawabku gugup.
Kita
berdua bercerita panjang lebar setelah sekaian lama nggak ketemu,
Sampai akhirnya aku harus antar dia balik ke rumahnya di sUrabaya.
"En, kamu sudah punya pacar..?" tanyaku.
"Lagi blank nih Mas.. " jawab Endha tangkas
"O yah, kamu masih inget nggak saat aku ajarin kamu berciuman dulu?" godaku.
"Ihh, Mas Dandy emang bandel kok," sambil mencubit lenganku.
"Aow..," aku meringis kesakitan.
"Kamu mau nggak kalau aku terusin pelajarannya," tanyaku sekali lagi.
"Mau aja asal Mas yang ajarin," jawaban Endah membuat aku merinding.
Setelah kita bercanda dan bercerita panjang lebar, akhirnya aku menawarkan diri untuk ketemu minggu depannya lagi.
"Endah, minggu depan ketemu lagi yuk," ajakku.
"Boleh deh Mas..," jawab Endah dengan ceria.
"Tapi nginep ya di hotel?" godaku.
"Lho ngapain?" Endah balas bertanya.
"Katanya mau lanjutin pelajarannya.." aku mencoba memancing .
"Nakaall Mas Dandy.. nih."
Tanpa terasa akhirnya Endah harus turun di dekat rumahnya.
"Ma
kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan," sambil pamit Endah mengecup
pipiku. Alamak, darah mudaku bergejolak menerima sentuhan bibirnya yang
mungil. Aku perhatikan lenggak-lenggok pinggulnya meninggalkan mobil
starletku, sembari aku membayangkan seandainya aku bisa menikmati tubuh
kamu Endah, duh betapa bahagainya diriku.
Satu minggu
tanpa terasa aku lewatin, sampailah aku ketemu dengan Endah. Kali ini
aku sudah booking hotel berbintang di pinggiran kota untuk satu malam.
Tepat pukul 16.30, sepulang kantor aku bergegas mengemasi pekerjaan aku
dan meluncur di tempat yang sudah kita sepakati bersama.
Bulu kudukku merinding saat dia memasuki mobilku, parfumnya yang harum sontak menggugah saraf kelaki-lakianku.
Tanpa
pikir panjang, aku segera meluncur menuju hotel yang sudah aku booking
sehari sebelumnya. Jujur saja, buat Endah ini adalah hal yang pertama
masuk di hotel, sehingga dia sedikit kaku untuk lingkungan yang ada.
Setelah chek ni, aku bergegas menuju lift untuk langsung ke kamar.
"Mas, aku mau mandi dulu ya..?" pinta Endah.
"Oke silahkan, apa mau aku mandiin," godaku.
"Nggak
ah, nakal Mas Dandy nih.." sambil menjawab seperti itu, Endah bergegas
menuju kamar mandi, dengan dibalut sehelai handuk, Endah berjalan gontai
menuju kamar mandi. Mataku benar-benar tidak bisa berkedip melihat
pemandangan tubuh Endah yang benar-benar menggairahkan. Pikiranku
melayang saat membayangkan kemolekan tubuhnya.
20 menit
berikutnya Endah keluar kamar mandi dengan menggunakan gaun tidur yang
tipis, hingga membuat darah sex aku naik ke ubun-ubun. Akan tetapi aku
berusaha mengendalikan gejolak nafsuku di depan Endah karena memang di
depan dia, aku adalah figur seorang kakak yang baik.
"O ya Endah, kamu mau makan apa sekalian pesannya," tanyaku untuk menutupi gejolak bathinku.
"Terserah Mas deh," jawabnya.
Singkat
cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 menit dan tanpa terasa kami
sudah bercerita panjang lebar, untuk sekedar melepas kangen. Kita
berdua bercengkrama, bercanda cerita tentang apapun, sampai akhirnya..
"En, kamu serius mau lanjutin pelajarannya," tanyaku serius.
"He eh Mas Dandy," jawabnya.
"Endah.." aku tidak meneruskan pertanyaanku karena dengan cepat aku langsung menyerbu bibir Endah yang mungil.
"Mas.."
Endah mendesah sambil memeluk badanku erat, tangannya yang bandel mulai
meraba daerah sensitifku, sesekali memainkan rambutku. Endah mengelus
kudukku sehingga membuat aku terangsang hebat.
Lidah Endah yang
nakal, sesekali mengimbangi lidahku yag menjelajah seluruh bibirnya.
Jemariku mulai bergerilya untuk melepas pengait BH Endah. Pengait BH nya
terlepas,
"Mas.. kamu memang guru yang baik," sambil aku benamkan dalam-dalam wajahku dalam belahan payudaranya yang montok.
Sekitar
15 aku bercumbu dengan Endah, aku semakin penasaran dengan apa yang ada
dibalik CD nya. Dengan perlahan aku mulai berusaha membuka CD yang
dikenakan oleh Endah dan kegiatan aku semakin mudah karena Endah
berusaha mengangkat pantatnya sehingga memudahkan aku untuk mempreteli
CD nya. Alamak! bulu yang tumbuh masih halus sekali dan baunya wow..
ranum sekali segar, tanpa berpikir panjang aku segera membuka kedua
pahanya dan mengunci dengan lenganku sehingga vagina Endah yang masih
merah terpampang jelas didepan mataku. Dengan usapan halus, lidahku yang
bandel mulai menjelajahi setiap mm permukaan vagina Endah.
"Oh..
Mas Dandy.. asyik sekali Mas.. ughh," rintih Endah saat lidahku mulai
nakal menguak lubang surganya. Tubuh Endah seperti cacing kepanasan
menerima setiapa jilatan lidahku, hisapan lidahku dan sesekali
mengangkat pantatnya saat lidahku masuk dalam-dalam lubang vaginanya.
Sesekali tangannya meremas rambutku yang sedikit gondrong, dan hal itu
membuat gairahku semakin naik.
"Mas Dandy.. enak sekali
Mas.. oh.. kenapa nggak dulu-dulu Mas," rengek Endah sambil melihat
lidahku sedang mengerjai vaginanya. Clitorisnya yang semakin membesar
memudahkanku untuk membuat Endah melayang. Ternyata Endah type orang
yang mudah orgasme terbukti 15 menit pertama dia mengerang sambil menaik
turunkan pantatnya.
"Mas.. Mas Dandy, Endah kebelet pipis Mas.. aduh," rintih Enda.
"Pipis aja sayang di mulut Mas.." jawabku.
"Mas..
aduh.. Endah nggak kuat.." Endah menjerit lirih sambil menggapitkan
kedua pahanya di kepalaku. Dengan cekatan aku langsung membuka lebar
mulutku dan cairan yang keluar begitu banyak sehingga aku merasakan
minum air putih.
"Aduh Mas Dandy.. sudah sayang.. uh.. nikmat
sekali Mas, kamu memang pandai dalam bercinta aakhh.." kata Endah. Aku
tidak mendengar kan rintihannya, karena aku berkonsentrasi untuk ronde
berikutnya karena aku ingin Endah merasakan nikmatnya bercinta dengan
aku.
Setelah cairan yang keluar aku berihkan dengan
cara aku jilatin, Endah kembali terangsang saat clitorisnya aku gesek
dengan batang kemaluanku.
"Wow.. panjang sekali Mas Dandy.. aku suka banget."
Endah mulai menjilati dan mengulum batang kemaluanku, sepertinya dia sangat pandai mengoral cowok.
"Aakhh.. Endah.. kamu pinter tuh," erangku.
Endah
tidak menjawab pujianku, dia semakin lahap menelan dan mengulum serta
meghisap penisku, aku merem melek setiap penisku masuk dalam mulutnya.
Dasar
aku, dengan kecepatan yang tidak diduga, aku langsung meraih
selangkangan Endah sehingga posisi kamu menjadi 69. Kita berdua saling
membuat rangsangan pada daerah-daerah yang sensitif.
Tidak selang berapa lama,
"Mmm,
Mas Dandy.. aku.. pipis lagi.. oh.." Endah menggelepar kedua kalinya
menerima serangan lidahku dan aku tidak tinggal diam, segera aku
membalikan tubuh Endah dihadapanku dan,
"Endah kamu masih virgin?" tanyaku.
"Mungkin sudah tidak Mas,?" jawab Endah.
Aku sedikit kaget sembari bertanya, "Siapa yang lakukan pertama?"
"Aku pernah jatuh Mas, terus ngeluarin darah."
Sambil
membisikna kata mesra, aku berusaha mencari lubang untuk adik kecilku
yang sudah mulai menegang 7 kali lipat dari biasanya. Dengan bantuan
sisa cairan yang masih ada di sekitar vagina Endah, penisku mulai
mencari lubangnya dan bless.
"Mas Dandy.. enak sekali sayang."
Endah
membantu mempermudah aku untuk memasukan penisku, sambil mendekap
tubuhku, dia mulai memutar pinggulnya, sehingga penisku terasa ada yang
memijit.
"Ooh.. Mas Dandy, kenapa tidak dari dulu kau berikan kenikmatan ini padaku.." Endah berkelenjotan menerima sodokan penisku.
"Crek crekk crek" penisku keluar masuk dalam lubang vaginanya yang sudah mulai becek dan basah kuyup.
"Mas.. Endah, pipis lagi.. ahh.." Endah menjerit panjang saat orgasme yang ketiga diraihnya.
Aku
sudah tidak mempedulikan keadaan dia yang masih lemas setelah 3 kali
orgasme, aku langsung membalik tubuh Endah sehingga posisi Endah
sekarang seperti doggi style. Dengan leluasa aku bisa mengentot Endah
dari belakang dengan keringat bercucuran.
"Mas.. kamu
memang jago.. ooh.. uughh.." Endah merintih saat penisku masuk semua
sampai pangkal batang kemaluanku. Tangannya yang halus hanya bisa
mencengkeran seprei hotel saat menahan kenikmatan yang aku berikan.
Pikiranku hanya satu, aku harus bisa memberikan kepuasan yang abadi
untuk Endah, sehingga kalau dia butuh lagi pasti mencariku.
45
menit sudah pergumulan ini terjadi, entah berapa kali sudah Endah
orgasme. Sampai akhirnya aku sendiri sudah merasakan klimaks sudah di
ubun-ubun.
"Endah.. Mas mau keluar nih..," rintihku.
"Iya Mas, jangan dikeluarin didalam ya Mas..," pinta Endah.
Baca Juga :
Bayar Listrik Bonus Bercinta