Selingkuh Dengan Mertua Ku Yang Imut
~ Seperti biasanya saya akan berbagi kumpulan cerita hanya di blog .
akan Berbagi Cerita Ngentot, Cerita ML, Sex Porno dan Cerita Bercinta.
Kali ini Idewasa mengambil topik cerita berjudul "Cerita Selingkuh
Dengan Mertua Ku Yang Imut" yang akan diceritakan Spesial di . Cerita
Dewasa ini hanyalah imajinasi belaka, Nama, Tempat, dan Foto dibawah ini
100% Fiksi.
Selama satu minggu Ibu Mertuaku berada di
Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan aku dan Ibu Mertuaku
selalu mengulangi persetubuhan kami. Apalagi setelah Indri istriku
ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yang
sedang di kerjakan kantor istriku.
Aku dan Ibu mertuaku
tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kami peroleh, kami berdua semakin
lupa diri. Aku dan Ibu mertuaku tidur seranjang, layaknya suami istri,
ketika hasrat birahi kami datang aku dan Ibu Mertuaku langsung
menuntaskan hasrat kami berdua. Kusirami terus menerus rahim Ibu
Mertuaku dengan spermaku, akibatnya fatal.
Setelah
istriku kembali dari Medan Bapak mertuaku minta agar Ibu mertuaku segera
pulang ke Gl, dengan berat hati akhirnya Ibu mertuakupun kembali ke
desa Gl. Setelah Ibu mertuaku kembali kedesa GL hari hariku jadi sepi
Aku begitu ketagihan dengan permainan sex Ibu Mertuaku aku rindu jeritan
jeritan joroknya, saat orgasme sedang melandanya.
Cerita Selingkuh
Pertengahan
juni lalu Ibu mertuaku menelponku ke kantor, aku begitu gembira sekali
Kami berdua sudah sama sama saling merindukan, untuk mengulangi
persetubuhan kami, tapi yang paling membuatku kaget adalah saat Ibu
mertuaku memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang bulan dan
setelah diperiksa ke dokter, Ibu mertuaku positip hamil. Aku kaget
sekali, aku pikir, Ibu Mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.
Aku
minta kepada Ibu mertuaku, agar benih yang ada dalam kandungannya
dijadikan saja, namun Ibu mertuaku menolaknya, Ibu mertuaku bilang itu
sama saja dengan bunuh diri, karena suaminya sudah lama tidak pernah
lagi menggaulinya, tetapi masih bisa hamil. Baru aku tersadar, yah kalau
Bapak mertuaku tahu istrinya hamil, pasti Bapak mertuaku marah besar
apalagi jika Bapak mertuaku tahu kalau yang menghamili istrinya adalah
menantunya sendiri.
Juga atas saran Dokter, menurut
dokter di usianya yang sekarang ini, sangat riskan sekali bagi Ibu
mertuaku untuk hamil atau memiliki anak lagi, jadi Ibu mertuaku
memutuskan untuk mengambil tindakan.
"Bu, apa perlu aku datang ke desa Gl?"
Ibu mertuaku melarang, "Tidak usah sayang nanti malah bikin Bapak curiga, lagipula ini hanya operasi kecil".
Setelah aku yakin bahwa Ibu mertuaku tidak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh telanjang Ibu mertuaku.
"Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku kepengen banget nih Bu"
"Iya
Mas, Ibu juga kangen sama Mas Pento. Tunggu ya sayang, setelah masalah
ini selesai, akhir bulan Ibu datang. Mas Pento boleh entotin Ibu
sepuasnya".
Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang
sama Ibu mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Ibu mertuaku hanya
tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan. Gila.., hubungan gelap
antara aku dengan Ibu mertuaku menghasilkan benih yang mendekam di rahim
Ibu mertuaku, aku sangat bingung sekali.
Saat aku
sedang asyik asyiknya melamun memikirkan apa yang terjadi antara aku dan
Ibu mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering telepon dimejaku.
"Hallo, selamat pagi".
"Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar".
Ternyata
Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan
bergegas menuju rangan Ibu Mila. Ibu Mila, wanita setengah baya, yang
sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan, saat
latihan terjun payung di Sawangan. Aku taksir, usia Ibu Mila kurang
lebih 45 tahun, Ibu Mila seorang wanita yang begitu penuh wibawa,
walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Mila tetap terlihat cantik,
hanya sayang Tubuh Ibu Mila agak gemuk.
"Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya".
"Oh
nggak.., Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan
sama Bp. Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau belum?".
"Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada kesalahan". Jawabku.
"Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?". Tanya Ibu Mila.
"Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa".
"Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakit mu".
"Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok". Jawabku.
Saat
aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Mila, aku sangat terkejut sekali,
saat Ibu Mila berkata, "Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen
Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu mertuamu
hamil".
Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar
petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh mendapatkan malu
yang luar biasa.
"Dari mana Ibu tahu?" tanyaku dengan suara yang terbata bata.
"Maaf
Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon
kamu kamu kok online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line
kamu. Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu
hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang
lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dengan
Ibu mertuamu sendiri".
Aku marah sekali, tapi apa daya
Ibu Mila adalah atasanku, selain itu Ibu Mila adalah saudara sepupu
dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat.
Aku hanya diam dan menundukan kepalaku, aku pasrah
"Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu"
"Terima kasih Bu", jawabku lirih sambil menundukkan mukaku
"Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK".
"Tentang apa Bu?" tanyaku.
"Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan menolak" pintanya tegas.
Akupun
keluar dari ruangan Ibu Mila dengan perasaan tidak karuan, aku marah
atas perbuatan Ibu Mila yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku
dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan gelapku dengan Ibu
mertuaku diketahui oleh orang lain.
"Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya", Tanya Wilman sohibku.
"Ah, nggak ada apa apa Wil Aku lagi capek aja".
"Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu".
"Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Mila denger mati kamu".
Hari
itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Aku hanya melamun dan
memikirkan Ibu mertuaku, kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian,
terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku kekasihku, rasanya aku
ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku, tapi apa daya Ibu
mertuaku melarangku. Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Mila,
dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang aku alami dengan Ibu
mertuaku, uh.. rasanya mau meledak dada ini
Aku
berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik terus
berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aku hanya
bisa pasrah, mau tidak mau aku harus mencerikan semua yang terjadi
antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.
"Kring.. ", kuangkat telepon di meja kerjaku.
"Gimana? Sudah siap", Tanya Ibu Mila.
"Ya Bu saya siap".
"Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI pemuda".
Ternyata
Ibu Mila tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain.
Dengan menumpang mobil kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni,
dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi ketempat familiku,
akhirnya wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang
seperti biasanya.
Kurang lebih lima belas menit aku
menunggu Ibu Mila, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat
kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Mila
masuk ke halaman dan parkir. Ibu Mila pun turun dari mobil dan berjalan
kearah ATM.
"Hi.. Pento ngapain kamu disini?", sapa Ibu Mila.
Aku
jadi bingung, namun Ibu Mila mengedipkan matanya, akupun mengerti
maksud Ibu Mila, agar kami bersandiwara karena ada beberapa orang yang
sedang antri mengambil uang.
"Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga", sahutku.
Ibu Milapun bergabung antri di depan ATM.
"Gimana, temenmu belum datang juga?" Saat Ibu Mila keluar dari ruang ATM.
"Belum Bu".
"Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah".
Aku
pun berjalan kearah mobil Ibu Mila, aku duduk di depan disamping supir
pribadi Ibu Mila sementara Ibu Mila sendiri duduk dibangku belakang.
"Ayo, Pak Bari kita pulang"
"Iya Nya.. ", sahut Pak bari
"Untung aku ketemu kamu disini Pento Padahal tadi aku sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang".
Uh.. batinku Ibu Mila mulai bersandiwara lagi.
"Memangnya ada apa Ibu mencari saya?".
"Mengenai
proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi,
ternyata ada beberapa kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada
nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu OK".
Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku sudah sampai dirumah Ibu Mila.
"Ayo masuk", ajak Ibu mia.
Aku
sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan
megah. Aku dan Ibu Mila pun masuk kerumahnya semakin kedalam aku semakin
bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Mila yang begitu antik dan mewah.
"Selamat sore Nya",
"Sore
Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas
yang harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar
Bayu, biar Bapak Pento bekerja disana".
"Baik Nya".
Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Mila.
"Silakan Den, ini kamarnya".
Akupun
memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan
mewah sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar.
"Kring.., kring.. ", kuangkat telepon yang menempel di dinding.
"Hallo,
Pento, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu
mandi dan pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut".
"Oh.. iya Bu terimakasih".
Langsung
aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku denga air hangat,
setelah selesai akupun membuka lemari pakian yang sangat besar sekali
dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.
Sudah
hampir jam tujuh malam tapi Ibu Mila belum muncul juga, yang ada malah
Iyem yang datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik
menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata Ibu
Mila yang masuk, aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan
oleh Ibu Mila tipis sekali. Setelah mengunci pintu kamar Ibu Mila datang
menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku
memandangi tubuh Ibu Mila, walaupun gendut tapi Ibu Mila tetap cantik.
Setelah
beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Mila berkata kepadaku,
"Sekarang, kamu harus menceritakan semua peristiwa yang kamu alami
dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas semua pakaian
yang kamu kenakan".
"Tapi Bu", protesku.
"Pento,
kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan
sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu".
Aku
benar benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang
kukenakan, kulepas juga celana pendek berikut CD ku, aku telanjang bulat
sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku.
"Sial!", makiku dalam hati, aku benar benar dilecehkan oleh Ibu Mila saat itu.
"Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu", bentak Ibu Mila.
"Mm.., lumayan juga kontolmu".
Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Mila tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya standar Indonesia.
"Nah, sekarang ceritakan semuanya".
Dengan
perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami
bersama Ibu Mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun dan tegak
berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku alami.
Kulihat Ibu Mila mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Mila
menarik napas panjang. Tiba tiba Ibu Mila bangkit berdiri dan melepaskan
seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana menyaksikan
tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku, sekarang sudah
telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak disana sini namun
pancaran kemulusan tubuh Ibu Mila membuat jakunku turun naik.
"Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu", bentaknya lagi.
"Baik
Bu", akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak
konsentrasi lagi dengan ceritaku, apalagi saat Ibu Mila menghampiri dan
membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok kontolku, aku
sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.
"Ahh.. ", jeritku tertahan saat mulut Ibu Mila mulai mengulum kontolku.
"Ahh.. Bu.., nikmat sekali".
Kuangkat kepala Ibu Mila, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.
"Bu.. kita pindah keranjang saja", pintaku,
Baca JUga :
ML Sama Cewek Bispak