Saat
pertama berkenalan, saya memperkirakan tinggi badannya diatas 175 cm.
Wajahnya mulus, menarik dengan matanya yang tajam dan bening serta
bibirnya yang berwarna merah lembut, selalu tampak tersenyum. Tubuhnya
cukup ideal menurut pendapat saya, dan saya sungguh terkesan dengan
kecantikannya. Gaya bicaranya sopan, ramah, serta menyenangkan. Kalau
sedang tertawa, Alia nampak cantik sekali (paling tidak menurut saya).
Alia
berasal dari universitas yang berbeda dengan saya dan Rika. Namun
begitu, kami menjadi teman dekat, bersama dengan seorang teman lainnya
yang berasal dari smu yang sama dengan saya, yaitu Yuni (juga bukan nama
sebenarnya). Kami berempat menjadi akrab. Ada baiknya saya juga
menceritakan tentang Rika dan Yuni. Rika berparas cantik dan bersifat
periang. Tidak terlalu tinggi, tapi paling tidak lebih tinggi dari saya,
karena tinggi saya hanya 152 cm. Tubuhnya bagus dan menawan. Saya cukup
iri dibuatnya. Sedangkan Yuni, walaupun tidak terlalu cantik, tapi dia
baik hati serta berpendirian keras.
Alia sering berkata kepadaku, "Re, kamu mungil banget deh..! Bikin gue gemes..!"
Kalau sudah begitu, saya hanya tertawa.
Namun
pernah suatu kali saya dibuat terkejut, karena dia pernah menggandeng
lengan saya sambil berkata, "Re, kamu cakep deh... imut. Gue suka."
Waktu
itu saya hanya tertegun saja menatap dia. Lebih lucunya, dia mencubit
pipi saya dan kemudian mengelus rambut saya. Terus terang, saya
mengagumi kecantikan Alia. Saat itu saya punya cowok. Tapi cowok saya
itu orangnya kaku dan pendiam. Hubungan kami hanya begitu-begitu saja.
Saya tidak tahu kenapa, tapi saat itu saya pun mulai menyukai Alia (saya
biseks).
Suatu hari, kami menginap di rumah Alia.
Kejadian mengerikan itu diawali dari sini. Kami berempat tidur di kamar
Alia. Oh ya, Alia mengaku orang tuanya berada di luar negri, sehingga
dia hanya tinggal sendirian. Malam harinya, saya merasa begitu mengantuk
sehingga pulas. Yang mengejutkan, saya terbangun dengan tangan terikat
ke belakang di sebuah gudang. Saya melihat Yuni dan Rika pun terikat
tangannya. Saya heran dan sedikit takut. Tidak lama kemudian, Alia masuk
diiringi oleh seorang cowok tinggi jangkung berkulit cukup gelap.
Wajahnya kokoh dan nampak keras. Cukup tampan. Dia lebih tinggi dari
Alia. Saya melihat Alia tersenyum aneh, membuat saya menggigil kecut.
Rika bertanya pada Alia, "Lia, apa-apaan sih kamu..? Jangan macem-macem ah..!"
Tetapi
nampaknya Alia tidak mempedulikan pertanyaan kami, bahkan kemudian Alia
berkata kepada cowok tersebut, "Di, kamu bisa mulai. Terserah kamu
deh..!"
Saya kaget sekali mendengar perkataan Alia. Cowok tersebut
(Dodi? Ardi? atau sebut saja Didi!) mengeluarkan pisau dari sakunya dan
kemudian mulai beraksi. Dia merobek baju kami bertiga sehingga kami
hanya tinggal mengenakan pakaian dalam. Kami tidak berani berontak
karena takut dengan pisau yang dipegangnya. Kemudian Alia pun
menanggalkan bajunya, sehingga dia pun hanya mengenakan pakaian dalam
saja. Didi kemudian menanggalkan pula bajunya, sehingga dia hanya
mengenakan celana dalamnya.
Saya bisa melihat kemaluan
Didi menegang dibalik celana dalamnya. Selanjutnya, dia menyelipkan
pisaunya di antara kedua susu saya dan kemudian merobek BH saya dengan
pisau tersebut.
Dia sempat berkata kepada Alia, "Hmm... boleh juga temanmu ini Lia..!"
Kalian
bisa bayangkan bagaimana takutnya saya saat itu. Untungnya, dia beralih
kepada Rika dan Yuni, melakukan hal yang sama dengan merobek BH mereka,
sehingga kedua susu mereka terbuka menggantung. Saat ini Yuni sedang
berteriak menyumpahi Alia. Sementara saya lihat Rika diam saja dan
nampak ketakutan, sama seperti saya.
Alia kemudian
mengambil sebuah alat suntik dari saku bajunya yang telah berada di
lantai dan saya dapat melihat alat suntik tersebut berisi cairan bening.
Sementara
Didi asyik menciumi dan meraba-raba tubuh Rika yang telanjang dada,
Alia datang menghampiri saya dan kemudian berkata lembut kepada saya,
"Re, gue suntik ya..? Enak koq..!"
Walaupun saya merasa takut, tetapi mendengar suara Alia, hati terasa nyaman. Apakah saya memang menyukainya?
Alia
kemudian menyuntik susu kiri saya dan saya dapat merasakan aliran
cairan bening dari alat suntik tersebut memasuki jaringan pada susu kiri
saya. Saya mengerang menahan rasa aneh yang muncul pada susu kiri saya
tersebut. Dan kemudian Alia juga menyuntik susu kanan saya. Setelah itu,
Alia memeluk saya dan mencium pipi saya. Dalam hati saya, saat itu
terasa nyaman dan senang, sesaat menggantikan rasa takut saya. Alia
selanjutnya juga menyuntik kedua susu milik Rika dan Yuni. Hanya saja,
Alia tidak mencium mereka.
Setelah menyuntik kami, Alia
membuka celana dalamnya sehingga tubuh Alia terlihat polos, telanjang
bulat. Benar-benar cantik Alia saat itu. Sepasang susunya menggantung
indah. Kemaluannya ditumbuhi rambut halus. Tubuhnya benar-benar
proporsional. Didi juga menyusul membuka celana dalamnya, menampakkan
kemaluannya yang sudah tegang. Saya takut juga melihatnya, karena baru
kali itu saya melihat cowok telanjang secara langsung. Anehnya, tidak
lama setelah itu saya merasakan kedua susu saya menjadi penuh, lebih
berat, dan lubang susunya mengeluarkan cairan. Hal yang sama juga
nampaknya dialami oleh Rika dan Yuni. Mungkin pengaruh dari obat yang
disuntikkan oleh Alia.
Didi kemudian berjalan mendekati saya, sehingga membuat kaki saya gemetar ketakutan.
Untunglah dicegah oleh Alia, "Di, dia itu bagianku..! Kamu urus aja yang lain."
Entah mengapa, saya lega mendengar perkataan Alia tersebut. Alia kemudian mendekatiku, dan Didi kulihat mendekati Rika.
Kudengar Rika berteriak-teriak, namun Didi membentaknya, "Lo ngga usah ribut..! Ngga bakal ada yang denger..!"
Saya sendiri heran, sebenarnya dimanakah saat ini kami berada.
Sementara
Yuni memaki-maki Alia dan Didi. Dalam hati saya merutuk, seharusnya dia
merasa untung karena sementara ini tidak diapa-apakan.
Alia
membelai rambut saya sambil berkata, "Kamu tau, Re? Kamu cakep deh...
dari pertama kita ketemu, gue udah suka ama kamu. Kamu mungil banget.
Dan gue bisa liat, rupanya bodi kamu lumayan juga..."
Alia kemudian melepaskan celana dalam saya secara paksa, walaupun saya sendiri sebenarnya tidak terlalu memberikan perlawanan.
Kemudian
Alia menggesek-gesekkan jari tangan kanannya ke kemaluan saya, membuat
tubuh saya mengejang. Alia mencium bibir saya, dan saya bisa merasakan
lidahnya beraksi. Tetapi saya tidak dapat melayaninya, karena selain
saya sedang dalam ketakutan, juga saya belum pernah berciuman dengan
siapapun. Jadilah aksi sepihak dari Alia. Mungkin karena kurang puas,
Alia kemudian menggunakan tangan kirinya untuk meremas-remas susu saya,
sementara mulutnya mulai mengulum puting susu saya yang satunya. Saya
terlonjak dan merasakan tubuh saya panas. Alia menyedot cairan aneh yang
keluar dari susu saya, sementara remasan tangannya membuat cairan aneh
tersebut lebih terpompa keluar dari susu saya. Saya hanya bisa merintih
karena saya pun mulai merasa senang.
Sementara saya
bisa melihat Didi sedang mengemut susu kanan rika. Bayangkan! Seluruh
susu kanan Rika masuk ke mulut Didi. Besar sekali mulut Didi! Mungkin
Didi menyedot, mengulum, atau mengunyah. Saya bisa melihat Rika
mengerang-erang kesakitan, karena Didi mencengkeram susu kirinya dengan
kuat dan kasar, sehingga susu kiri Rika nampak mengembang di antara
celah-celah jari Didi dengan cairan mengalir dari putingnya membasahi
tangan Didi.
Sementara Alia memperlakukan saya dengan
lebih lembut, justru Didi terlihat sangat menakutkan. Dia menarik dan
memutar-mutar susu kanan Rika dengan mulutnya secara brutal, sementara
tangannya mencengkeram dan meremas-remas susu kiri Rika dengan kasar.
Dan dengan kasar pula dia melepaskan celana dalam Rika, sehingga kulit
Rika tampak memerah.
Saat itu, Alia mulai menyusuri
tubuh saya dengan lidahnya, sehingga saya merasakan geli dan juga
senang. Saat itu, rasa takut saya lenyap. Alia kemudian menjilati
kemaluan saya sehingga saya terduduk lemas. Enak sekali rasanya.
kemaluan saya saat itu sudah basah. Alia menjilat dan mengemut dengan
luar biasa (paling tidak menurutku), sehingga saya setengah sadar
dibuatnya. Dan saat itulah Alia menghilangkan keperawanan saya dengan
memasukkan dua jarinya ke lubang kemaluan saya. Saya merasakan sedikit
sakit pada kemaluan saya, dan saya bisa melihat darah mengalir dari
situ.
Alia menghentikan aksinya, dan berkata kepada saya sambil tersenyum, "Wah... kamu masih perawan ya, Re..?"
Saya
hanya diam saja. Saya mengalihkan pandangan saya untuk melihat Rika,
dan saya melihat bagaimana Didi masih mengulum seluruh susu Rika dengan
mulutnya. Dan kemudian dia melepaskan susu Rika dari mulutnya, sehingga
saya melihat susu kanan Rika basah dan berwarna merah akibat disedot
oleh Didi. Kontras dengan kulitnya. Kemudian saya lihat Didi memegang
kemaluannya untuk diarahkan ke lubang kemaluan Rika. Rika berusaha
meronta-ronta dan berteriak, namun dengan kasar Didi menjebol kemaluan
Rika, sehingga saya mendengar Rika memekik pendek dan keras.
Lalu
saya melihat Didi menggenjot tubuh Rika sehingga Rika terpekik jerit,
mungkin karena kemaluannya masih kering. Tiba-tiba saja pandangan saya
terhalang sesuatu, dan kemudian benda tersebut menempel di wajah saya.
Lunak dan kenyal rasanya.
Kemudian saya mendengar suara Alia, "Re, isep punya gue dong... please..!"
Entah
kenapa saat itu saya menurut saja. Saya mengemut dan meremas-remas susu
Alia. Sementara saya merasakan tangan Alia mencengkeram kedua susu saya
dan mulai memainkan susu saya dengan meremas-remas dan memutar serta
menjepit puting susu saya dengan jarinya. Sekali-sekali puting saya
dicubitnya dengan lembut. Saya menjadi lepas kendali karena sensasi yang
luar biasa itu.
Saya bisa merasakan jari tangan Alia
kemudian memasuki lubang kemaluan saya keluar masuk, sehingga membuat
saya semakin bernafsu. Saya semakin kuat menyedot susu Alia, sehingga
terdengar desahan-desahan kenikmatan dari Alia. Tiba-tiba saya
dikejutkan oleh jeritan Rika. Saya tersadar dari kenikmatan, dan saya
melihat sebuah pemandangan yang paling mengerikan yang pernah saya
lihat. Didi ternyata kembali memasukkan susu Rika ke dalam mulutnya,
sementara tangan kirinya mencengkeram susu Rika yang lain. Namun apa
yang diperbuat Didi..? Dia mengunyah susu rika..!
Ya..!
Terdengar bunyi daging dikunyah, dan Didi benar-benar mengunyah susu
Rika untuk dimakan. Didi mencincang dan mencabik susu Rika dengan
mulutnya. Ukh... tidak sanggup saya melihatnya. Saat itu roh saya serasa
terbang. Yuni pun nampak tidak percaya dengan penglihatannya. Hanya
Alia tampak tenang-tenang saja, seperti tidak terjadi apa-apa.
Selanjutnya tangan kiri Didi berusaha membetot susu Rika yang lain. Dan
kemudian Didi benar-benar mencabik-cabik susu Rika dengan tangannya.
Didi pastilah seorang psikopat seks.
Saat itu saya
merasa muak dan mual, sehingga saya tidak bereaksi, meskipun Alia sedang
bermain dengan tubuh saya. Dan entah bagaimana caranya, Yuni berhasil
membuka ikatan tangannya dan kemudian menendang kemaluan Didi sehingga
cowok itu tersungkur sementara Alia terkejut atas kejadian yang
tiba-tiba itu. Kemudian Yuni menendang kepala Alia dengan keras,
sehingga Alia roboh terguling. Yuni kemudian mengambil pakaian yang
tergeletak seadanya, membuka pintu dan mengajak saya lari sejauh jauhnya
dari tempat tersebut.
Baca Juga :
Ngentot Sedarah Dengan Ibu Kandungku