Seminggu
setelah perkenalan tersebut, saya ditawari untuk menggarap proyek
perayaan Hari Ulang Tahun oleh teman yang mengenalkan saya dengan DB,
memang bidang saya adalah entertaiment. Teman saya yang mengenalkan saya
namanya Shebi. Singkat kata, saya terima proyek yang diberikan oleh
Shebi. Dan ternyata yang punya kerjaan itu adalah DB, untuk perayaan
ulang tahunnya yang ke 34.
Cerita Seks
Saya
pun dipertemukan oleh Shebi dengan DB di rumah DB yang terlihat cukup
megah. Saya dan Shebi menunggu DB yang sedang mandi di ruang keluarga.
Di sana saya ngobrol cukup banyak dengan Shebi (yang perlu pembaca
ketahui, Shebi sedang hamil 7 bulan). Obrolan berlangsung santai dan
sampai menyerempet ke masalah kehidupan seks Shebi, ternyata Shebi yang
memiliki tinggi 170 cm, ukuran BH 38, dan m size ini memiliki libido
seks yang cukup tinggi. Shebi pun mulai merapatkan posisi duduknya
mendekati saya (karena kami duduk di atas sofa yang sama/sofa panjang).
"Dra.. coba kamu pegang perutku, sepertinya jabang bayiku ini ingin berkenalan denganmu deh..!" kata Shebi.
"Ah kamu bisa saja Sheb..!" kata saya yang belum tahu arti sinyal dari Shebi itu.
"Kalau
nggak percaya, coba saja kamu pegang perutku ini..!" ujar Shebi yang
kali ini memaksa tangan saya untuk memegang perutnya yang sudah terlihat
buncit.
Dan benar, sepertinya ada yang bergerak-gerak dari dalam perutnya.
"Dra.. kamu pernah ngerasain begituan dengan orang hamil..?" ujar Shebi yang membuat saya kaget.
"Mmm.. mm, belum tuh Sheb..""Memangnya enak apa rasanya..?" tanya saya keheranan.
"Wah endang loh rasanya.."
"Itu kuketahui dari suami dan brondong-brondongku.." ujar Shebi yang membuat saya tersentak tambah kaget.
"Mmm.. begitu.." kata saya agak sedikit sok tenang, meskipun tegangan tubuh sudah agak naik.
"Kok
jawabannya cuma segitu, apa kamu nggak mau nyobain..?" ucap Shebi yang
sedikit kesal karena tanggapan saya hanya sebatas itu, sedang posisi
kami sudah semakin dekat.
Shebi menarik sedikit ke atas
long dress yang dikenakannya, dan terlihat paha mulus yang sedikit
memperlihatkan timbunan lemak di sisi-sisinya dan sedikit CD hitam. Saya
pun terdiam sejenak, lalu saya pegang kepala dan menatapnya serta
meyakinkannya.
"Sheb.., bukannya aku tidak ingin mencoba tawaran
yang spektakuler ini, tetapi kamu harus lihat kita ini dimana..? Tetapi
bila kamu tawari aku di posisi yang tepat, tentulah aku tak akan
menolak..!" kata saya mencoba menenangkan suasana yang semakin panas
itu.
Saya sadar bahwa kami datang ke tempatnya DB dalam
rangka suatu kerjaan, dan aku termasuk orang yang menjunjung tinggi
profesionalisme.
"Aku tau apa yang kamu khawatirkan Dra.." balas Shebi sambil menutup bibir saya dengan jari telunjuknya.
"Kau
harus tau bahwa DB itu penganut seks bebas, dan tentu doi tak akan
marah kalau kita bercinta di sini, dan lagi pula di sini tidak ada orang
lain selain DB.." kata Shebi mencoba meyakinkan saya sambil perlahan
mengangkat kaos yang saya pakai ke atas, dan jarinya bermain di atas
puting saya sambil memainkan lidahnya sendiri membasahi bibirnya yang
sudah basah.
Mendengar perkataannya yang meyakinkan dan
juga ditambah dengan perlakuannya yang mencoba merangsang birahi saya,
saya semakin yakin akan situasi yang ada. Saya pun mulai berani untuk
meraba dada Shebi yang besar tanpa membuka pakaian yang melekat di
tubuhnya. Shebi pun bertambah liar dengan menyusupkan tangannya mencari
batang kemaluan saya yang sudah menegang sejak tadi. Sambil memilin
putingnya tanpa membuka pakaiannya, tangan kiri saya pun bergerak ke
bawah sambil membiarkan tangan kanan saya untuk tetap berada di atas dan
Shebi pun mendesah.
Sampai di tempat yang saya tuju,
tangan kiri saya pun meraba dari luar CD Shebi, dan terasa ada yang
basah dan lengket di sana. Lalu bibir kami pun saling mendekat dan
terjadi perciuman yang cukup lama. Kami pun terlihat sudah semakin
berkeringat. Kemudian tangan yang berada di daerah sensitif Shebi pun
sepertinya mulai aktif melorotkan CD hitam Shebi, dan saya merasakan
sentuhan bulu-bulu lebat yang sepertinya tertata rapih. Shebi pun telah
sukses mengeluarkan senjata kemaluan saya dan mengocok-ngocoknya
perlahan. Saya yang merasa penasaran ingin melihat kemaluan orang hamil,
lalu menghentikan ciuman kami dan turun ke arah kemaluan Shebi yang
duduk di sofa. Ternyata tebakan saya benar, liang kemaluan Shebi yang
lebat ternyata benar-benar tertata rapih. Saya pun mulai tergiur untuk
merasakan bibir kewanitaan itu dengan mulai mejilatinya secara lembut.
"Achh..,
achh.. kamu pintar Dra..! Truuss.. Draa..!" Shebi pun terlihat sudah
tidak dapat mengontrol ucapan dan intensitas suaranya.
Shebi
meluruskan tubuhnya di atas sofa sambil mengocok senjata kemaluan saya.
Mendapat perlawanan yang demikian nafsunya, saya pun merubah posisi
menjadi 69. Saya di bawah dan Shebi di atas. Ternyata benar kata orang,
kemaluan orang yang sedang hamil itu gurih rasanya.
15 menit berlalu dalam posisi 69.
"Dra.. please..! Masukin sekarang Say..!" pinta Shebi yang sudah tidak kuasa lagi menahan gejolak nafsunya.
Mendengar
itu saya tidak langsung menuruti, tetapi saya tetap saja mengigit,
menjilat, meludahi liang kewanitaannya, terutama klitoris-nya yang sudah
mengkilap karena basah.
"Dra.., kamu jahat..!" teriak Shebi
diikuti dengan melelehnya air kemaluan Shebi yang cukup banyak dari
liang senggama Shebi, yang menandakan Shebi sudah mencapai orgasmenya.
Saya jilat habis cairan kental yang keluar itu sampai tidak tersisa.
Senjata kejantanan saya yang terhenti bergerak itu dikulum oleh Shebi.
Karena orgasmenya, Shebi mengulum kemaluan saya hingga menjadi merah.
Lalu dengan bantuan tangan, saya masukkan kembali senjata saya itu ke
dalam mulut Shebi sambil menaik-turunkan di dalam mulutnya.
"Aawww..!"
saya berteriak karena batang kemaluan saya tergigit Shebi, "Kamu nakal
ya..?" kata saya sambil menarik batang kejantanan saya dari mulutnya,
lalu mengarahkannya ke vagina Shebi.
Saya tidak langsung
memasukkannya, tetapi memainkannya terlebih dulu di bibir vaginanya
sampai Shebi sendiri yang memajukan pantatnya agar batang kemaluan saya
dapat langsung masuk, tetapi tetap saja saya tahan agar tidak masuk.
"Dra.., kamu jahat..!" ujar Shebi kesal.
"Habis kamu duluan yang mulai..!" jawab saya.
Tanpa
kami sadari, ternyata pertempuran kami dari tadi sudah ada yang
mengawasi, yaitu DB yang entah dari kapan dia sudah ada di dekat kami
dengan mengunakan daster tanpa BH. Pemandangan itu kami ketahui karena
daster DB sudah ada di bawah kakinya. Karena saya merasa sudah tidak
tahan, akhirnya saya mulai memasukkan penis saya perlahan tapi pasti ke
liang senggama Shebi. Memang awalnya sulit, tetapi karena Shebi minta
untuk terus dipaksa, ya akhirnya masuk juga.
"Achh.. achh..!" teriak Shebi dengan wajah memerah entah karena nafsu atau karena sakit.
Ternyata
liang kemaluan orang yang sedang hamil itu lebih hangat dibandingkan
kemaluan wanita normal. Karena sempit dan hangatnya liang senggama
Shebi, membuat saya tidak dapat bertahan lama, meskipun goyangan Shebi
tidak terlalu "hot", tetapi tetap saja rasanya lebih asyik dari liang
kemaluan wanita yang tidak hamil.
"Sheb.. aku mau keluar..!" kata saya ditengah-tengah nikmatnya persetubuhan kami.
"Aku.. keluarkan di mana Say..?" tanya saya menambahkan.
"Terserah kau saja Dra..!" jawab Shebi yang ternyata juga sudah orgasme kembali.
Akhirnya
karena lebih enak, saya keluarkan cairan panas itu di dalam vaginanya,
"Cret.. cret.. cret..!" mungkin sampai tujuh kali air mani saya
tersembur di dalam liang senggama Shebi.
"Ohh.., ternyata kalian di sini sudah nyolong start ya..?" ujar DB yang membuka pembicaraan.
"Abis kita udah nggak tahan Mba..!" jawab Shebi.
"Trus
gimana proyek ultah-ku..?" tanya DB sambil memakai dasternya kembali
yang tadi dilepaskan ke bawah, karena DB dari tadi menyaksikan
pergulatan kami sambil bermasturbasi.
"Kalau masalah itu tenang,
di sini sudah ada ahlinya, tinggal kucuran dananya saja, konsepnya sudah
Indra susun kok..!" jawab Shebi sambil menahan saya untuk mengeluarkan
penis saya dari liang senggamanya.
"Ooo.., ok aku percaya.." kata
DB, "Tapi biar Indra istirahat dong..! Masa kamu monopoli sendiri itu
batang..!" jawab DB sambil mengambil wine yang ada di mini bar, lalu
duduk di sana, memperhatikan kami yang akhirnya mengambil pakaian kami
masing-masing.
"Dra.., kamu besok bisa ambil dananya di sini.." kata DB.
"Lo nggak mau nyobain punyanya Indra..?" celetuk Shebi, "Ntar nyesel..?" tambahnya.
"Jangan sekarang deh, abis tanggung, sebentar lagi Bapak mau jemput gue.." jawab DB.
"Ooo.." jawab Shebi yang sepertinya mengetahui bahwa DB kalau main itu tidak cukup kalau hanya 3 atau 4 ronde saja.
Baca Juga :
Cerita Seks Dengan Para Istri