Cerita Bokep
- Namaku Alan, umurku 20 tahun dengan tinggi badan 185 cm dan berat
badan 82 kg. Aku kini bekerja sebagai tukang tagih di salah satu
instansi di GTLO. Aku lebih menyukai wanita setengah baya berbulu. Aku
ingin menceritakan kisah nyata dengan tanteku sendiri, Tante Lia. Cerita
yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan
merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan.
***** Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku
masih berusia 16 tahun. Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang
umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia
sudah menjanda selama lima tahun.
Dari
perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante
Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia
tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia
tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya
menurutku seksi sekali. Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C,
sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti
peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini
membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada
waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi
ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita
denganku.
Dari
cerita tante Lia bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya kesepian sekali
semenjak suaminya meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian
ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang
seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil
membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin
bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap
dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari
demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat
saja. Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya
memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya,
ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu.
Kadang-kadang
juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya
dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu
tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan
aku pun pergi ke rumah Tante Lia.
Sesampai
di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di
ruang tamu sambil membaca majalah. Kami pun saling bercerita, tiba-tiba
hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di
rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan
menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur
dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil
menguap. “Belum tante”, jawabku. “Oh ya tante, Alan boleh pakai
komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja”
jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang
kerjanya dan mengakses situs porno.
Dan
terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang
sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus
batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena
aku sudah terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk
menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak
sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia
sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga
langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.
“Hayyoo
lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek
email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat
itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. “Ada apa sih tante?”
tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di
kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku.
“Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku
berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju
ke kamar tante dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan
juga banyak mengumbar adegan-adegan syur.
Melihat
film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang
kemaluanku langsung saja bangkit lagi. Malah Tante Lia sudah memakai
baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa
melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak
melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani
berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku
terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring.
Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil
tersenyum ke arahku.
“Lagi
ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa
kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga
jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan,
lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba
mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di
sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya.
Tapi
rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Lia pun rupanya
sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih
dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi
sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi
sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah
seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku. “Ah masa sih?”
tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat
karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya
lagi padaku..
“Kamu
mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah,
seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku
sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba
mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan”
katanya. “Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin
seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal
kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku.
“Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku.
“Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang
itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar
itu. “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi
aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang
malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri
untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata
tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
“Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku.
“Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.
Tanganku
digenggam tante Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya
sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh..
Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba
mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut
ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali
sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh
kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan..
Malam
ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.
“Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”,
sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar
dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung
saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu.
“Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan.
“Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati
putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai
mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu sekilas
kulihat tangan Tante Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya
sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk
kulepaskan.
“Aahh
buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu.
Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang
Tante Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh
dengan bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos
liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak
sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku
ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan
mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan
lidahku turun naik seperti mengecat saja. Tante Lia semakin kelabakan
hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas
payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii..
Tante
udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati
klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin
basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya
akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia
merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh.. Tante udah
keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan
dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga
cairan orgasmenya kujilati sampai habis.
Kemudian
tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali,
tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil
mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut
belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih
tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin
puting tante yang sudah semakin keras itu.
“Aahh..”
desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante
akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”. Tangan tante Lia
segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang
kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja
karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku
juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang
indah itu.
Rupanya
tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas
payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu,
seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya
sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan. “Aahh kamu suka sekali
sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat
merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu
memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus
membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan
tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus.
Lalu
tante Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku
sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai
akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati
batang kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang
kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata
tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya.
Aku
benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante Lia.
Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke
dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian
batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Selang beberapa menit
setelah tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran
kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia
kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang.
Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di
depanku.
“Aahh
Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah.. Tante udah
nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu
itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku
ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi
aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante Lia
lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan
tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang
kemaluanku.
Uh,
agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan
batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh
pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala
batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante Lia sehingga dia
merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah
masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan
perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga
ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat
tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh
dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan
ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang
dibasahi keringatnya.
Sementara
itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan
yang kuberikan semakin cepat lagi. “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali..
Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera
menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr..
Aahh” Tubuh tante Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya
ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan
hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang
kemaluannya.
“Aahh..
Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati
sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan.. Tante sampe keok
dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga
Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang
berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan..
Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat
merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh
pelan-pelan Lan, aahh..
Sshh”
“Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh..
Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh..
Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku
mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih
menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Alan mau
keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas
payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil
menggoyang-goyangkan pantatnya. “Aahh tante juga mau keluar lagi aahh..
Sshh..”
lalu
dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air
maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr..
Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua
menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Lia untuk menuntaskan semprotan
maniku itu. Lalu Tante Lia menbelai-belai rambutku.
“Ah
kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang
kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam
mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang
kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling
berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah
kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang
meniru gaya-gaya dari film porno.
Hubungan
kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang
tuaku. Karena merasa malu, Tante Lia pun pindah ke Jakarta dan
menjalankan usahanya di sana. Aku benar-benar sangat kehilangan Tante
Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku
lagi.